Cerita Dewasa Seks Tanteku Yang Alim
Selama ini saya punya seorang tante. Namun karena dia masih muda, dan karena menjadi istri keempat dari paman saya, maka saya sering memanggilnya mbak Nina. Usianya 30 tahun. Mbak Nina adalah seorang wanita yang taat beribadah dan alim. Jika keluar rumah, ia selalu mengenakan jilbab lebar dan jubah terusan. Bahkan jika di rumah sedang menunggui warungnya, ia juga memakai jilbab lebar dan jubah untuk memudahkan saat ada pelanggan. Sudah lama saya mengagumi wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih. Wajah dan suaranya yang seakan sendu dan pasrah selalu membuat birahi saya meninggi saat ada didekatnya. Apalagi dengan bibir indah dan hidung mancung.
Suatu saat, saya pernah main ke rumahnya dan mendapati ia sedang mandi. Saya langsung mengintipnya dan melihat ia sedang mandi sambil bermasturbasi. Desahan-desahannya membuat saya panas dingin. Apalagi sembari melihat tubuhnya yang putih montok tanpa sehelai benangpun. Namun entah mengapa, saya lebih terangsang jika melihat ia memakai jilbab dan jubah panjangnya. Sensasi yang terjadi seakan lebih erotis.
Suatu hari, paman ditugaskan ke bandung selama 2 minggu. Saya diminta untuk terkadang menjenguk Mbak Nina, karena ia adalah istri kesayangan paman. Kesempatan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya tahu, paman adalah seorang pria yang gairah seksnya tinggi. Itu juga alasan ia mampu melayani keempat istrinya. Maka, pastilah mbak Nina yang sudah ditinggal 1 minggu dan tidak merasakan belaian suaminya, merasa rindu pada belaian laki-laki. Biarlah saya yang melayaninya. Hehehe…
Sampai di rumahnya, saya menemukan ruang depan kosong. Siang-siang begini pasti mbak Nina menunggu warungnya di ruangan kecil dibelakang warung. Ruangan itu berisi ranjang yang biasa digunakan untuk berbaring jika menunggu warung. Mungkin Mbak Nina sedang tidur disana. Saya berjingkat agar langkah saya tak kkedengaran.
Sampai di ruangan itu, benar saya lihat Mbak Nina tidur. Posisi tidur Mbak Nina telentang dan Mbak Nina hanya memakai jubah merah muda yang tipis dan jilbab berbahan kaus yang tersingkap. jubahnya sudah terangkat sampai di pangkal pahanya, sehingga agak terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan Mbak Nina yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklatan. Buah dada Mbak Nina yang montok dan padat itu terlihat samar-samar dibalik jubah coklatnya yang tipis, naik turun dengan teratur. Jilbabnya yang tersingkap tak mampu menutupinya. filmbokepjepang.com
Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada Mbak Nina terlihat mencuat keatas dengan putingnya yang kecil nampak jelas. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu saya benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluan saya langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan saya berjongkok di samping tempat tidur dan tangan saya secara hati-hati menarik jubah mbak Nina semakin keatas, sehingga CDnya semakin jelas terlihat. Kemudian tangan saya saya letakkan dengan lembut pada belahan kemaluan Mbak Nina yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tangan saya mulai mengelus-elus kemaluan wanita alim yang montok itu dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat Mbak Nina agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin wanita berjilbab ini mimpi, sedang becinta dengan paman. Saya melakukan kegiatan saya dengan hati-hati takut Mbak Nina terbangun. Perlahan-lahan saya lihat bagian CD Mbak Nina yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya Mbak Nina sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Saya makin tersangsang melihat pemandangan itu.
Cepat-cepat saya buka semua baju dan CD saya, sehingga sekarang saya bertelanjang bulat. Penis saya yang 18 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan saya membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Saya tahu bahwa puting dan klitoris Mbak Nina tempat paling suka dicumbui, karena saya sering mengintip saat paman dan mbak Nina ngeseks. Lalu tangan saya yang satu mulai bergerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan saya menggunting CD mini Mbak Nina dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur wanita alim yang montok ini.
Sekarang kemaluan Mbak Nina terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Nina saya tarik melebar, sehingga kedua pahanya yang montok dan putih terpentang. Dengan hati-hati saya naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas Mbak Nina. Kedua lutut saya melebar di samping pinggul Mbak Nina dan saya atur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Mbak Nina. Tangan kanan saya menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan Mbak Nina, sehingga sekarang saya berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita berjilbab montok ini.
Tangan kiri saya memegang batang penis saya. Perlahan-lahan kepala penis saya saya letakkan pada belahan bibir kemaluan Mbak Nina yang telah basah itu. Kepala penis saya yang besar itu saya gosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan Mbak Nina. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Nina dan badannya agak menggeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya saya tekan perlahan-lahan kepala kemaluan saya membelah Bibir kemaluan Mbak Nina.
Sekarang kepala kemaluan saya terjepit di antara tibir kemaluan Mbak Nina. Dari mulut Mbak Nina tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Saya tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Nina sadar, saya sudah harus menaklukan kemaluan Mbak Nina dengan menempatkan posisi penis saya di dalam lubang vagina wanita berjilbab yang menggairahkan ini. Sebab itu segera saya pastikan letak penis saya agar tegak lurus pada kemaluan Mbak Nina. Dengan bantuan tangan kiri saya yang terus membimbing penis saya, saya tekan perlahan-lahan tapi pasti pinggul saya kebawah, sehingga kepala penis saya mulai menerobos kedalam lubang kemaluan Mbak Nina.
Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Nina bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penis saya kedalam lubang kemaluan saya. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandang saya yang sedang bertumpu diatasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiri saya yang sedang memegang penis saya saya lepaskan dan buru-buru saya dekap mulut Mbak Nina agar jangan berteriak. Karena gerakan saya yang tiba-tiba itu, posisi berat badan saya tidak dapat saya jaga lagi, akibatnya seluruh berat pantat saya langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penis saya menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Nina dengan cepat. filmbokepjepang.com
Badan wanita berjilbab itu tersentak keatas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dada saya. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiri saya.
“Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan Mbak Nina sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penis saya yang besar menerobos masuk kedalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun Mbak Nina meronta-ronta, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggul saya dengan rapat. Karena gerakan-gerakan Mbak Nina dengan kedua kaki Mbak Nina yang meronta-ronta itu, penis saya yang telah terbenam di dalam vagina Mbak Nina terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina wanita alim yang montok ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang susah dilukiskan.
Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kanan saya yang tadinya bertumpu pada tempat tidur saya lepaskan. Sekarang seluruh badan saya menekan dengan rapat ke atas badan Mbak Nina, kepala saya saya letakkan di samping kepala Mbak Nina sambil berbisik ke telinga Mbak Nina.
“Mbaak.., mbaak.., ini aku Fery. Tenang mbaak.., sshhtt.., shhtt..!” bisik saya.
Tante saya yang alim namun montok ini masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap dibawah tubuh saya. Sambil tetap mendekap mulut Mbak Nina, saya menjilat-jilat telinga Mbak Nina dari luar jilbab kausnya dan pinggul saya secara perlahan-lahan mulai saya gerakkan naik turun dengan teratur.
Perlahan-lahan badan Mbak Nina yang tadinya tegang mulai melemah. Saya bisikkan lagi ke telinga Mbak Nina,
“Mbaak.., tanganku akan kulepaskan dari mulut Mbak Nina, asal Mbak Nina janji jangan berteriak yaa..?”
Perlahan-lahan tangan saya saya lepaskan dari mulut Mbak Nina. Kemudian Mbak Nina berkata,
“Fer.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Mbak Nina..!”
Saya diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggul saya makin saya percepat dan tangan saya mulai memijit-mijit buah dada Mbak Nina yang masih tertutup jubah tipis, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras. Jilbabnya yang tersibak semakin membuat wajahnya nampak semakin menggairahkan.
Rupanya meskipun wajah Mbak Nina masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan Mbak Nina ini, saya tingkatkan tempo permainan saya. Akhirnya dari mulut wanita alim berjilbab itu terdengar suara,
“Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Feerrr…!”
Dengan masih melanjutkan gerakan pinggul saya, perlahan-lahan kedua tangan saya bertumpu pada tempat tidur, sehingga saya sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up. Dibawah saya terlihat seorang wanita yang alim dan berjilbab, sudah tersingkap jilbabnya dan semakin bergairah saya sodok-sodok dengan penis besar saya.
Dalam posisi ini, penis saya menghujam kemaluan Mbak Nina dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung kedalam lubang kemaluan Mbak Nina. Kepala saya tepat berada diatas kepala Mbak Nina yang tergolek diatas kasur. Kedua mata saya menatap kebawah kedalam mata Mbak Nina yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa Mbak Nina telah dapat saya taklukan, saya berhenti dengan kegiatan saya. Setelah mencabut penis saya dari dalam kemaluan Mbak Nina, saya berbaring setengah tidur di samping Mbak Nina. Sebelah tangan saya mengelus-elus buah dada Mbak Nina terutama pada bagian putingnya, dari balik jubahnya.
“Eehh.., Fer.., kenapa kamu lakukan ini kepada tantemu..!” katanya.
Sebelum menjawab saya menarik badan Mbak Nina menghadap saya dan memeluk badan montoknya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibir saya mencari bibirnya, dan dengan gemas saya lumat habis. Woowww… Sekarang wanita alim itu menyambut ciuman saya dan lidahnya ikut aktif menyambut lidah saya yang menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak saya hentikan ciuman saya itu. Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, saya berkata,
“Mbaak.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Mbak Nina, Mbak Nina sangat cantik lagi ayu..!” Sambil berkata itu saya cium lagi Bibirnya selintas dan melanjutkan perkataan saya,
“Setiaap kali melihat Mbak Nina bermesraan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Mbak Nina adalah milikku, jadi Mbak Nina jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Mbak Nina seutuhnya.” Selesai berkata itu saya menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.
Ciuman saya kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk kedalam diri saya. Ini saya lakukan agar ia semakin pasrah saya ajak ngeseks, karena sudah berhasil dengan beberapa orang cewek lainnya. Rupanya Mbak Nina akhirnya takluk, sehingga pelukan dan ciuman saya itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.
Beberapa lama kemudian saya menghentikan ciuman saya dan saya pun berbaring telentang di samping Mbak Nina, sehingga Mbak Nina dapat melihat keseluruhan badan saya yang telanjang itu.
“Iih… gede banget barang kamu Ferr..! Itu sebabnya tadi Mbak Nina merasa sangat penuh dalam badan Mbak Nina.” Katanya.
Mungkin punya saya lebih besar dari punya paman. Lalu saya mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciuman saya mulai dari mulutnya turun ke pangkal lehernya yang tidak tertutup jilbab, sembari perlahan saya buka kancing jubahnya sampai perut. Woooooow!!! Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Sepasang buah dada yang putih dan sangat montok. Putingnya yang merah sudah mengeras. Segera mulut saya melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.
Sementara aksi saya sedang berlangsung, badan tante saya yang selalu berjilbab dan berjubah lebar ini menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksi saya saya teruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, Mbak Nina belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disana kemudian turun makin kebawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.
Pada bagian kemaluan Mbak Nina, mulut saya dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidah saya bermain-main di lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan wanita montok berjilbab itu bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepada saya, menekan kebawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat. Lenguhan panjang keluar dari mulutnya,
“Oohh.., Feerr.., oohh.. enaakk.. Ferr..!”
Sambil masih terus dengan kegiatan saya itu, perlahan-lahan saya tempatkan posisi badan sehingga bagian pinggul saya berada sejajar dengan kepala Mbak Nina dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluan saya persis berada di depan kepala Mbak Nina. Rupanya Mbak Nina maklum akan keinginan saya itu, karena terasa batang kemaluan saya dipegang oleh tangan Mbak Nina dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis saya menerobos masuk diantara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah Mbak Nina mulai bermain-main di seputar kepala penis saya, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badan saya, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulut saya. Membayangkan seorang wanita berjilbab mengulum, menyepong penis besar saya dengan penuh nafsu, saya semakin bernafsu.
Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian saya menghentikan kegiatan saya dan berbaring telentang di samping Mbak Nina. Kemudian sambil telentang saya menarik Mbak Nina ke atas saya, sehingga sekarang wanita berjilbab itu tidur tertelungkup pasrah di atas saya. Badan Mbak Nina dengan pelan saya dorong agak kebawah dan kembali saya sibakkan keatas jubahnya. Kedua paha Mbak Nina saya pentangkan. Kedua lutut saya dan pantat saya agak saya naikkan ke atas, sehingga dengan terasa penis saya yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit diantara kedua Bibir kemaluan Mbak Nina.
Dengan suatu tekanan oleh tangan saya pada pantat Mbak Nina yang tak kalah montok dengan buah dadanya, dan sentakkan keatas pantat saya, maka penis saya langsung menerobos masuk kedalam lubang kemaluan Mbak Nina. Amblas semua batang saya. “Aaaauuugghh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan yang terdengar jalang keluar dari mulut wanita alim yang montok itu. Saya segera menggoyang pinggul saya dengan cepat karena kelihatan bahwa Mbak Nina sudah mau klimaks. Mbak Nina tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atas saya. Saya lihat wajahnya yang cantik dibalut jilbab yang memberikan sensasi sendiri untuk saya. matanya setengah terpejam, sedang kedua buah dadanya yang montok sekali itu bergoyang-goyang liar diatas saya.
Ketika saya lihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul Mbak Nina yang sedang berayun-ayun di atas saya. Batang penis saya yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika tante saya yang berjilbab itu bergerak naik turun diatas saya. Hal ini membuat saya jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penis saya mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badan saya. Kemudian air mani saya tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina Mbak Nina, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atas saya bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badan saya dengan keras. filmbokepjepang.com
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Mbak Nina tertelungkup di atas badan saya dengan lemas sambil dari mulut Mbak Nina terlihat senyuman puas.
“Fer.., terima kasih Fer. Kamu telah memberikan Mbak Nina kepuasan sejati..!”
Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami bangkit lagi. Dengan setengah membopong badan Mbak Nina yang mungil itu dan kedua tangan Mbak Nina menggelantung pada leher saya, kedua kaki Mbak Nina saya angkat ke atas melingkar pada pinggang saya dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat Mbak Nina dan menekan, penis saya yang sudah tegang lagi menerobos kedalam lubang kemaluan Mbak Nina.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan liar wanita yang biasanya alim itu, sementara saya menggerakan-gerakan pantat saya maju-mundur sambil menekan ke atas.
Dalam posisi ini, dimana berat badan Mbak Nina sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjal oleh penis saya, maka dengan cepat Mbak Nina mencapai klimaks.
“Aaduhh.. Fer.. Mbaak…Ninaaa.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Fer..!” dengan lenguhan panjang disertai badannya yang mengejang, Mbak Nina mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendongan saya.
Dengan penis saya masih berada di dalam lubang kemaluan Mbak Nina, saya terus membopongnya. Saya membawa Mbak Nina ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah saya genjot Mbak Nina yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai saya orgasme sambil menekan kuat-kuat pantat saya. Saya peluk badan Mbak Nina erat-erat sambil merasakan air mani saya menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras kedalam lubang kemaluan Mbak Nina, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimal 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, dan tante saya yang berjilbab itu selalu ketagihan penis besar saya.